Limpahan rasa syukur berpadu keharuan menyelimuti suasana pagi di Al Azhar Conference Center, Cairo, Mesir. Senin pagi, 1 November 2021, Sebanyak 382 mahasiswa Universitas Al Azhar Kairo mengikuti prosesi Wisuda yang menandai kelulusan mereka menempuh jenjang studi di Universitas Tertua di dunia itu. Ini sekaligus juga menandai diadakannya kembali acara wisuda sarjana dalam forum resmi bersama di Al Azhar Conference Center, setelah beberapa tahun belakangan sempat ditiadakan karena pandemi covid-19.
Dan dalam acara yang dihelat dan diprakarsai oleh kerjasama antara Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia Mesir, Kedutaan Besar Indonesia di Mesir dan pihak Kampus Universitas Al Azhar ini, Madrasah Aliyah Nurul Islam Tengaran ikut menyelipkan rasa bangganya. Sebab diantara ratusan mahasiswa yang diwisuda itu, empat diantaranya adalah alumni-alumni terbaik MA Nurul Islam angkatan pertama. Mereka adalah :
- Rasyid Abdurrahman (Sukoharjo, Fak Ushuluddin Jurusan Tafsir, Putra dari Bapak Setyo Krido Wantoro dan Ibu Dwi Esti Linuwih)
- Hammam Muwaffaq Salim (Semarang, Fak Ushuluddin Jurusan Hadis, Putra dari bapak Haris Setiawan dan Ibu Tri Widiyanti)
- Widhi Ridho Wiryansyah (Kab Semarang, Fak Syariah jurusan Syariah Islamiyah, Putra dari Bapak Sumyani dan Ibu Siti MUnawiroh)
- Faizah Muntadzamah (Semarang, Fak Dirasat Islamiyah jurusan Syariah Islamiyah, putri dari Bp Mulki Wibowo dan Ibu Romlah )
Dalam prosesi sakral ini, pihak kampus Al Azhar diwakili oleh Deputi Grand Syeikh Al Azhar Prof Dr Muhammad Dhuwaini. Beliau hadir didampingi juga oleh Dr Muhammad Syarbini, Wakil Rektor bidang pendidikan dan juga tamu-tamu kehormatan yang lain dari masyikhah al azhar. Sedangkan dari Kedutaan Besar Indonesia, Duta Besar Indonesia untuk Mesir Bapak Lutfi Rauf. Beliau hadir bersama pejabat-pejabat di KBRI Mesir dan tentunya di dampingi dewan Pengurus Pusat Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir sebagai panitia penyelenggara.
Disamping mewisuda secara resmi seluruh wisudawan dan wisudawati, Prof Dr Muhammad Dhuwaini juga menyerahkan penghargan kepada mahasiswa berprestasi, dan juga tentu saja dihelat untuk memberikan pesan-pesan kepada para wisudawan. Dalam taushiyahnya, beliau menyampaikan bahwa Indonesia dan seluruh pelajar dan mahasiswanya di Mesir adalah bagian tak terpisahkan dari Negeri Mesir dan Al Azhar. Maka Al Azhar dengan sendirinya menjadi bagian dari sejarah perkembangan islam Di Indonesia.
“Kita mengharapkan agar wisudawan wisudawati dari al azhar ini membawa cahaya islam yang menerangi negeri Indoensia dari berbagai penyimpangan dan kegelapan”, kata beliau.
Ini juga ditegaskan oleh Duta Besar Bapak Lutfi Rauf dalam sambutannya.
“Al Azhar adalah universitas yang menjadi cahaya yang menerangi seluruh dunia dengan ilmunya”, demikian kata beliau.
Bagi Rasyid Abdurrahman dan kawan-kawan, momentum ini tentulah sangat istimewa. Ke empat alumni MA Nurul Islam ini merupakan alumni angkatan pertama yang masuk MA tahun 2013 dan lulus tahun 2016. Setelah menyelesaikan studinya di MA Nurul Islam Tengaran, ke empatnya langsung melanjutkan studi ke Universitas Al azhar di Kairo. Dan berhubung sekarang di Al Azhar menerapkan sistem persiapan bahasa selama satu tahun, maka waktu studi yang dibutuhkan di sana total menjadi lima tahun.
“Selama belajar di MA Nurul Islam saya mendapatkan pendidikan akademik dan karakter, yang mana berbekal dua didikan tersebut saya bisa melanjutkan studi ke luar negeri dan menyelesaikan nya tepat waktu.”, demikian kata Rasyid Abdurrahman, mewakili teman-temannya. Tentu ini satu ungkapan yang menggambarkan betapa menjalani proses belajar di Kairo itu bukan hal yang mudah, dan penuh perjuangan. Karenanya, ia dibutuhkan persiapan dan tekad yang kuat semenjak bangku Madrasah Aliyah.
Dan karena itu pula, MA Nurul Islam selalu berkomitmen menyiapkan santri-santrinya untuk bisa lancar menempuh studi lanjut pasca bangku aliyah. Di bawah angkatan Rasyid dkk, sudah berderet adik-adik angkatannya bersiap menyabet gelar S1 nya.
Berbekal pengalaman keorganisasian selama di pesantren, saat menempuh pendidikan di kairo, Rasyid dan kawan-kawan juga tidak hanya tinggal diam sebagai mahasiswa. Mereka aktif diberbagai kegiatan di blantika mahasiswa Indonesia di Mesir. Rasyid sendiri adalah sek jend Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia Mesir tahun 2019/2020. Sedangkan Faizah juga aktif di Wihdah (organisasi mahasiswi mesir). Begitu juga widi dan hamam yang juga aktif di lembaga-lembaga mahasiswa non kampus.
Kini setelah mereka menyelesaikan jenjang s1, pilihan selanjutnya ada ditangan mereka. Apakah mau melanjutkan S2 di Al Azhar? Atau mau pulang mengabdi sambil melanjutkan studi di Indonesia? Hari-hari ini nampaknya mereka sedang bekerja keras berkompromi dengan jalan takdirnya.
waffaqahumullah, wa saddada khuthaahum. Amiin
(Admin)